Tafsir Al-Ashr
Imam Syafi’i rahimahullah
pernah berkata,
هذه السورة لو ما أنزل
الله حجة على خلقه إلا هي لكفتهم
“Seandainya Allah
menjadikan surat ini sebagai hujjah pada hamba-Nya, maka itu sudah mencukupi
mereka.”
وَالْعَصْرِ (1)
Demi masa
Wal ashr: sumpah dengan
waktu,
Allah bersumpah atas nama
waktu karena keuntungan atau kerugian seseorang tergantung bagaimana dia memanfaatkan
waktunya. Al waqtu huwal hayyah; Waktu adalah kehidupan. Orang yang membuang
waktu sama saja dengan dia menyia-nyiakan hidupnya.
إِنَّ
الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2
Sesungguhnya manusia itu
benar-benar dalam kerugian,
Kenapa Allah menggunakan
kalimat negatif dalam surat ini?
Kenapa ga sesungguhnya
manusia dalam keberuntungan.
Karena Allah paham betul bahwa kebanyakan manusia adalah orang-orang yang merugi, bahkan dijelaskan dalam hadist
orang yang berhak masuk surga hanyalah 1 dari 100
orang. astaghfirullah
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ،
أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ " أَوَّلُ مَنْ يُدْعَى يَوْمَ
الْقِيَامَةِ آدَمُ، فَتَرَاءَى ذُرِّيَّتُهُ فَيُقَالُ هَذَا أَبُوكُمْ آدَمُ.
فَيَقُولُ لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ. فَيَقُولُ أَخْرِجْ بَعْثَ جَهَنَّمَ مِنْ
ذُرِّيَّتِكَ. فَيَقُولُ يَا رَبِّ كَمْ أُخْرِجُ فَيَقُولُ أَخْرِجْ مِنْ كُلِّ
مِائَةٍ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ ". فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِذَا
أُخِذَ مِنَّا مِنْ كُلِّ مِائَةٍ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ، فَمَاذَا يَبْقَى مِنَّا
قَالَ " إِنَّ أُمَّتِي فِي الأُمَمِ كَالشَّعَرَةِ الْبَيْضَاءِ فِي
الثَّوْرِ الأَسْوَدِ ".
Dari Abu Hurairah Rasulullah
(ﷺ) bersabda, "Orang pertama yang dipanggil pada Hari Kiamat adalah Nabi
Adam. Kemudian keturunannya akan melihatnya, dan dikatakan, ′′ Inilah nenek
moyangmu Adam. Adam akan berkata, ′′ Labbaik dan Saadik” Kemudian Allah akan
berfirman (kepada Adam), 'Keluarkan
keturunanmu, (yang tidak berhak masuk surga) penghuni neraka’. Adam akan
berkata, 'Ya Tuhan, berapa banyak yang harus saya keluarkan?' Allah akan
berkata, 'Keluarkan sembilan puluh sembilan dari setiap seratus. " Mereka
(para sahabat Nabi) berkata, "Ya Rasul Allah! Jika sembilan puluh sembilan
dari setiap seratus dari kita dibawa pergi, apa yang tersisa dari kita?
Rasulullah bersabda, ′′ Ummatku akan berada di antara semua ummat, karena
banteng hitam memiliki rambut putih di atas lembu hitam.
Orang yang paling merugi
adalah orang yang sudah susah payah bekerja di kehidupan dunianya dia mengira
dia sudah bermanfaat bagi keluarga nya tapi kata Allah amalannya tidak bernilai
apa-apa
Begitulah kebanyakan
manusia menyia-nyiakan waktunya untuk hal yang tidak bermanfaat. Anak muda
masih sering baper, galau masalah percintaan, merasa kesepian (hmm) yang
sebenarnya hidup mereka jauh dari kesibukan. Kalaulah kita memaknai makna
syahadat dengan baik, sungguh kewajiban seorang muslim lebih banyak tanggungjawabnya
dibandingkan waktunya.
Ayat 3:
إِلَّا
الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ
وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling menasehati untuk kebenaran dan
menasehati untuk kesabaran
Innal insan: bentuk
mufrad atau tunggal, biasanya kalau struktur kalimat dalam bahasa arab apabila
tunggal yang lainnya juga harus bentuk tunggal. Tapi saat surat al ashr,
menggunakan kata Jama’ setelah kata tunggal. Innal Insaana (bentuk
tunggal) .....; Illalladzina amanuu (bentuk jamak)
Hal tersebut menandakan
bahwa untuk menjalankan keimanan harus dilakukan secara berjamaah. Misalnya sholat
berjamaah di masjid, membuat komunitas atau projek kebaikan. Allah memberikan
keistimewaan pahala 27 rakaat orang yang berjamaah dibandingkan dengan sholat
sendiri-sendiri.
Apa yang bisa dilakukan
manusia dengan kesendiriannya?
Kecil, umur terbatas dan
tak berarti itulah kelemahan manusia.
Namun ada suatu hal yang mampu
melampaui kelemahan dalam diri kita: ketika kita beriman kepada Allah,
connecting to Allah. Keimanan terhadap Allah akan mengupragade kita dari
sesuatu yang fana.
Iman adalah sesuatu yang
aktif, dinamis dan membuahkan. Dengan kita beriman kepada Allah, ada ikatan
yang mengikat satu sama yang lain. Antara satu muslim dengan yang lainnya
saling mencintai dan mendukung membentuk sebuah bangunan.
Watashau: kita disuruh
saling berwasiat, berwasiat dalam kebenaran
Karena perjuangan
menegakkan kebenaran itu benar, maka diperlukan kesabaran. Semoga Allah meneguhkan hati kita diatas
kebenaran.
Karena ada orang yang datang dengan
membawa amalan seperti gunung Tihamah, namun menjadi
tidak bernilai ketika di akhirat.
Dari Tsauban, dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata, “Sungguh aku mengetahui suatu kaum
dari umatku datang pada hari kiamat dengan banyak kebaikan semisal Gunung
Tihamah. Namun Allah menjadikan kebaikan tersebut menjadi debu yang
bertebaran.” Tsauban berkata, “Wahai Rasulullah, coba sebutkan sifat-sifat
mereka pada kami supaya kami tidak menjadi seperti mereka sedangkan kami tidak
mengetahuinya.”
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Adapun mereka adalah saudara kalian. Kulit mereka
sama dengan kulit kalian. Mereka menghidupkan malam (dengan ibadah) seperti
kalian. Akan tetapi mereka adalah kaum yang jika bersepian mereka merobek tirai
untuk bisa bermaksiat pada Allah.” (HR. Ibnu Majah no. 4245. Al-Hafizh Abu
Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).
Kesimpulan
Seandainya Allah
menjadikan hujjah hanya dengan surat Al ‘Ashr ini, maka itu sudah menjadikan
hujjah kuat pada manusia. Jadi manusia semuanya berada dalam kerugian kecuali
yang memiliki empat sifat: (1) berilmu, (2) beramal sholeh, (3) berdakwah, dan
(4) bersabar.
0 komentar:
Posting Komentar