Senin, 16 November 2020

Al-Ashr, Waktu adalah Kehidupan


 

Tafsir Al-Ashr

Imam Syafi’i rahimahullah pernah berkata,

هذه السورة لو ما أنزل الله حجة على خلقه إلا هي لكفتهم

“Seandainya Allah menjadikan surat ini sebagai hujjah pada hamba-Nya, maka itu sudah mencukupi mereka.”

وَالْعَصْرِ (1)

Demi masa

Wal ashr: sumpah dengan waktu,

Allah bersumpah atas nama waktu karena keuntungan atau kerugian seseorang tergantung bagaimana dia memanfaatkan waktunya. Al waqtu huwal hayyah; Waktu adalah kehidupan. Orang yang membuang waktu sama saja dengan dia menyia-nyiakan hidupnya.

إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2

Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,

Kenapa Allah menggunakan kalimat negatif dalam surat ini?

Kenapa ga sesungguhnya manusia dalam keberuntungan.

Karena Allah paham betul  bahwa kebanyakan manusia adalah orang-orang  yang merugi, bahkan dijelaskan dalam hadist orang yang berhak masuk surga hanyalah 1 dari 100 orang. astaghfirullah

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏"‏ أَوَّلُ مَنْ يُدْعَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ آدَمُ، فَتَرَاءَى ذُرِّيَّتُهُ فَيُقَالُ هَذَا أَبُوكُمْ آدَمُ‏.‏ فَيَقُولُ لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ‏.‏ فَيَقُولُ أَخْرِجْ بَعْثَ جَهَنَّمَ مِنْ ذُرِّيَّتِكَ‏.‏ فَيَقُولُ يَا رَبِّ كَمْ أُخْرِجُ فَيَقُولُ أَخْرِجْ مِنْ كُلِّ مِائَةٍ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ ‏"‏‏.‏ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِذَا أُخِذَ مِنَّا مِنْ كُلِّ مِائَةٍ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ، فَمَاذَا يَبْقَى مِنَّا قَالَ ‏"‏ إِنَّ أُمَّتِي فِي الأُمَمِ كَالشَّعَرَةِ الْبَيْضَاءِ فِي الثَّوْرِ الأَسْوَدِ ‏"‏‏.‏

Dari Abu Hurairah Rasulullah (ﷺ) bersabda, "Orang pertama yang dipanggil pada Hari Kiamat adalah Nabi Adam. Kemudian keturunannya akan melihatnya, dan dikatakan, ′′ Inilah nenek moyangmu Adam. Adam akan berkata, ′′ Labbaik dan Saadik” Kemudian Allah akan berfirman (kepada Adam),  'Keluarkan keturunanmu, (yang tidak berhak masuk surga) penghuni neraka’. Adam akan berkata, 'Ya Tuhan, berapa banyak yang harus saya keluarkan?' Allah akan berkata, 'Keluarkan sembilan puluh sembilan dari setiap seratus. " Mereka (para sahabat Nabi) berkata, "Ya Rasul Allah! Jika sembilan puluh sembilan dari setiap seratus dari kita dibawa pergi, apa yang tersisa dari kita? Rasulullah bersabda, ′′ Ummatku akan berada di antara semua ummat, karena banteng hitam memiliki rambut putih di atas lembu hitam.

Orang yang paling merugi adalah orang yang sudah susah payah bekerja di kehidupan dunianya dia mengira dia sudah bermanfaat bagi keluarga nya tapi kata Allah amalannya tidak bernilai apa-apa

Begitulah kebanyakan manusia menyia-nyiakan waktunya untuk hal yang tidak bermanfaat. Anak muda masih sering baper, galau masalah percintaan, merasa kesepian (hmm) yang sebenarnya hidup mereka jauh dari kesibukan. Kalaulah kita memaknai makna syahadat dengan baik, sungguh kewajiban seorang muslim lebih banyak tanggungjawabnya dibandingkan waktunya.

Ayat 3:

إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling menasehati untuk kebenaran dan menasehati untuk kesabaran

Innal insan: bentuk mufrad atau tunggal, biasanya kalau struktur kalimat dalam bahasa arab apabila tunggal yang lainnya juga harus bentuk tunggal. Tapi saat surat al ashr, menggunakan kata Jama’ setelah kata tunggal. Innal Insaana (bentuk tunggal) .....; Illalladzina amanuu  (bentuk jamak)

Hal tersebut menandakan bahwa untuk menjalankan keimanan harus dilakukan secara berjamaah. Misalnya sholat berjamaah di masjid, membuat komunitas atau projek kebaikan. Allah memberikan keistimewaan pahala 27 rakaat orang yang berjamaah dibandingkan dengan sholat sendiri-sendiri.

Apa yang bisa dilakukan manusia dengan kesendiriannya?

Kecil, umur terbatas dan tak berarti itulah kelemahan manusia.

Namun ada suatu hal yang mampu melampaui kelemahan dalam diri kita: ketika kita beriman kepada Allah, connecting to Allah. Keimanan terhadap Allah akan mengupragade kita dari sesuatu yang fana.

Iman adalah sesuatu yang aktif, dinamis dan membuahkan. Dengan kita beriman kepada Allah, ada ikatan yang mengikat satu sama yang lain. Antara satu muslim dengan yang lainnya saling mencintai dan mendukung membentuk sebuah bangunan.

Watashau: kita disuruh saling berwasiat, berwasiat dalam kebenaran

Karena perjuangan menegakkan kebenaran itu benar, maka diperlukan kesabaran. Semoga Allah meneguhkan hati kita diatas kebenaran.

Karena ada orang yang datang dengan membawa amalan seperti gunung Tihamah, namun menjadi tidak bernilai ketika di akhirat.

Dari Tsauban, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata, “Sungguh aku mengetahui suatu kaum dari umatku datang pada hari kiamat dengan banyak kebaikan semisal Gunung Tihamah. Namun Allah menjadikan kebaikan tersebut menjadi debu yang bertebaran.” Tsauban berkata, “Wahai Rasulullah, coba sebutkan sifat-sifat mereka pada kami supaya kami tidak menjadi seperti mereka sedangkan kami tidak mengetahuinya.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Adapun mereka adalah saudara kalian. Kulit mereka sama dengan kulit kalian. Mereka menghidupkan malam (dengan ibadah) seperti kalian. Akan tetapi mereka adalah kaum yang jika bersepian mereka merobek tirai untuk bisa bermaksiat pada Allah.” (HR. Ibnu Majah no. 4245. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Kesimpulan

Seandainya Allah menjadikan hujjah hanya dengan surat Al ‘Ashr ini, maka itu sudah menjadikan hujjah kuat pada manusia. Jadi manusia semuanya berada dalam kerugian kecuali yang memiliki empat sifat: (1) berilmu, (2) beramal sholeh, (3) berdakwah, dan (4) bersabar.

0 komentar:

Posting Komentar