Kenapa ini Terjadi
Sedih, kecewa, gundah begitu
perasaan kita saat musibah datang. Kenapa ini menimpaku? Kenapa ga orang lain
aja? Begitu kata kita saat musibah itu datang.
Sebelum itu, mari kita pahami
musibah itu apa sih?
Jika kita lihat musibah dalam bahasa
arab berasal dari kata asaba artinya mengenai tepat sasaran. Jadi musibah adalah
sesuatu yang memang Allah inginkan terjadi pada kita yang sudah ditakdirkan
siapa, kapan dan dimana terjadinya. Misalnya sulit dapat pekerjaan, sulit
masalah finansial, studi yang tidak kelar-kelar, atau kesulitan lainnya dalam
hidup masing-masing.
Namun, ada yang perlu kita perhatikan
bagaimana Allah bisa menimpakan musibah buruk kepada kita.
Ustadz nouman menjelaskan dalam
perspektif dunia fisik, penyebab musibah dapat diketahui dengan mudah.
Seseorang mengendarai mobil dengan
kecepatan penuh, kemudian dia mengalami kecelakaan. Apakah ini terjadi karena
kesalahan Allah?
Telat bangun pagi, lalu salah ambil
jalan dan terkena macet, yang mengakibatkan dia telat sampai kantor. Apakah ini
datangnya dari Allah?
Waktu usia muda sering konsumsi
makanan dengan gula tinggi dan siap saji, kemudian dia terkena diabetes dan
kolesterol, pantaskah kita menyalahkan takdir Allah?
Sama sekali tidak pantas!
Kita sering mengira bahwa segala
buruk yang terjadi adalah musibah dan menyalahkan takdir Allah. Musibah yang
seperti diatas terjadi atas kelalaian kita dan ketidakmampuan untuk mengontrol
tubuh kita, Maka sekali lagi kita tidak bisa menyalahkan Allah.
Sedangkan dalam perspektif dunia
moral, sebab akibat berada pada mungkin atau tidak tidak mungkin. Misalnya
ketika tidak diterima sekolah padahal sudah berusaha maksimal, atau seseorang
menabrak kamu tanpa sengaja, atau kamu dapat penyakit genetik padahal sudah
menerapkan habit yang baik. Dalam kasus seperti ini musibah bisa terjadi karena
kita sedang diuji Allah atau ada hal lai yang kita tidak tau.
Ketika mendapat musibah kita pasti
berusaha keras untuk mengatasinya, lalu ketika kita sudah dapat keluar dari
masalah itu tentunya kita sangat bahagia, bukan? Menurut kita berhasil keluar
dari masalah adalah pencapaian. Namun disisi lain sebenarnya tujuan utama Allah
menguji kita adalah melatih kesabaran.
Wabassyiri sshobirin: dan berilah
kabar bahagia bagi orang yang bersabar (Al-Baqarah: 155)
Musibah memang buruk, namun kita
bisa memaknai setiap musibah itu dengan tindakan positif. Tidak mungkin Allahu
rahmanirrahim berlaku buruk kepada makhluk-makhlukNya. Allah mencintai hambanya
dan memberikan musibah supaya kita bisa menjadi makhluk yang lebih baik lagi.
Baik itu musibah yang datang karena
kelalaian kita atau karena hal yang tak bisa dikontrol, semuanya itu pasti ada
tujuannya. Baik yang bisa langsung kita
maknai atau baru baru kita bisa maknai di masa yang akan datang. Yang
terpenting adalah selalu berprasangka baik kepada Allah. Semua cobaan itu
membuat kita menjadi manusia yang lebih baik, lebih kuat, lebih bertanggung
jawab.
Yaitu orang-orang yang apabila
ditimba musibah, mereka berkata “Innalillahi wa inna ilaihi rajiun”
(sesungguhnya kami milik Allah dan kepadaNya lah kami kembali (Al-baqarah:
156).
Allah mengatakan qoluu katakanlah,
Allah tidak mengatakan kemudian katakanlah
Ayat ini mengajarkan ketika musibah
datang:
1. Latih lidah
kita dan hati kita untuk mengucapkan innalillahi wa innailaihi rajiun, just
comes out innalillahi wa inna ilaihi rajiun don’t delay it.
2. Jangan mengatakan
ke orang lain bahwa musibah yang datang kepadanya adalah karena Allah. If you
want to say to other people think your self first. Terlepas musibah yang datang
terhadap mereka termasuk cobaan atau hukuman atau ujian, kita tidak pantas
untuk menghakimi dia dan memikirkan kenapa Allah melakukan ini. Because you know,
we don’t have those license. Tugas
kita hanyalah bersabar ketika terkena musibah dan berusaha menjadi manusia yang
lebih baik lagi.
Percayalah apapun masalahnya yang
kita miliki sekarang itu tidaklah permanen (masalah kesahatan, masalah
emosional, atau masalah fisik), karena kita emang tidak permanen. Things are
put in perpecpective. Kalau kita berpikir masalah yang kita hadapi itu tanpa
akhir. Kita salah. Yang tanpa akhir adalah pahala bagi kita yang diuji. Karena
respon ujian itu dengan kesabaran. Dan Allah memberikan pahala yang tak
terbatas bagi orang yang bersabar.
0 komentar:
Posting Komentar