Minggu, 09 Juni 2024

Menikmati Perjalanan Kota Solo - Day 1


Trip (agak jauh) pertama di tahun ini, sebenarnya pengen banget ke pulau Bali atau ke Lombok biar sekalian jauhnya. Tapi setelah dipikir-pikir butuh spare waktu yang lebih lama dan butuh budget yang lebih banyak, jadinya aku memutuskan liburan ke dalam pulau aja. Lalu aku menawarkan ke temen-temenku mau liburan ke Bali, Semarang atau Solo. Dan kami memutuskan pergi ke Solo setelah voting di grup whatsapp. (voting ala-ala padahal membernya segelintir)

Solo, kota yang cukup familiar karena dulu kotanya masuk daerah istimewa dan dekat dengan Yogyakarta. Tapi aku ga pernah membayangkan dan punya keinginan untuk liburan ke Solo. Jadi aku tak berharap dapat banyak experience pada awalnya.

So, the first thing I did was heading to TT and IG apps, “Rekomendasi wisata di Solo”. Nanti tinggal menunggu saja algoritma medsosku beberapa hari kedepan pasti seputar Solo. Enaknya hidup di jaman sekarang info apapun bisa didapetin dengan mudah dan lebih simple. Akhirnya aku mendapatkan beberapa list tempat liburan dan kuliner yang ingin aku kunjungi sembari menyiapkan itenary beserta budgeting. Berikut ini wishlist selama di Solo:

Kuliner

  1. Serabi Solo Notosuman
  2. Selat Solo Mbak Lies
  3.  Es Dawet Telasih Bu Dermi
  4.  Sate Bundel Badran
  5.  Kuliner di Pasar Gede
  6. Timlo Maestro
  7. Night Market Ngarsupuro

Tempat wisata

  1. Rasamadu Heritage
  2. Kampung Batik Kauman
  3. Pasar Klewer
  4. Pracima Tuin
  5. Taman Atsiri, Karanganyar

Tempat ibadah

  1. Masjid Raya Syeikh Zayed
  2. Masjid Saminah Sihyadi

Terlihat banyak? Sebenarnya tidak juga karena jarak antar tempat wisata tidak jauh.

Setelah fix kami memutuskan untuk menginap di hotel sekitar Pasar Klewer yaitu Sans Hotel City Inn, kerena aksesnya mudah dijangkau dan dekat dengan tempat wisata.

The day

Beberapa hari sebelum berangkat aku kehilangan selera makan karena sibuk mengejar load kerjaan dan ada masalah yang cukup membuat tidak nyenyak tidur. Bersyukurnya liburan ke Solo ini benar-benar momen yang tepat untuk melepas penat dan mengembalikan mood.

Moving on ke keberangkatan, aku naik kereta dari Surabaya lalu turun ke Stasiun Purwosari. Sedangkan temanku berangkat dari Malangkami memutuskan langsung ketemuan saja di hotel. 

First impression Kota Solo, kotanya sepi, tenang, warloknya ramah, makanan dan transportasinya ramah di kantong.

Aku naik G*jek dari stasiun ke Hotel, jaraknya kurang lebih 4.5 km cuma bayar 6.500. Agak tercengang ya.

Ongkos ramah kantong


 

Destinasi Pertama

Setelah kumpul di hotel bersama temen saya, mbak Pristi dan Bella. Kami menuju ke Pasar Gede sekalian untuk makan siang dengan berjalan kaki.


Di pasar Gede kami ingin mencoba Es Dawet Bu Dermi, yang katanya jadi langganan pak Jokowi. Namun setelah melihat antrian, kesabaran kami yang setipis tisu dan sudah terlanjur lapar ini ga sanggup untuk ikut antrian. Akhirnya kami makan Es Dawet Telasih seadanya saja di Pasar. Es Dawet ini seporsinya Rp 10.000. 

Lanjut makan hidangan beratnya di TFP (The French Press) Kopi Warung, kata Bella makanan ini lagi viral. Nah TFP ini mengusung konsep yang unik karena menyediakan western food tapi lokasinya di pasar. Terus menunya berubah setiap hari, katanya biar pengunjung ga bosan.

Kami menunggu sekitar 25 menitan, sampai makanan tiba. Bagi yang mau nyobain TFP, kamu bisa kepoin menunya dulu di media sosial mereka. Kalau lokasinya berada di lantai 2 Pasar Gede dan range harganya start from 35k. 

Menurutku makanannya enak, beneran seperti western food tanpa dimodifikasi supaya mirip masakan Indonesia. Bumbunya pas, kentang gorengnya ukurannya besar kering diluar tapi lembut di dalam. Bagian yang paling aku suka adalah salad, karena sayurnya masih fresh dan tidak eneg. Cuma yang bikin ga nyaman adalah tempat yang panas, maklum pas siang hari dan di pasar.

Setelah itu, kami kembali ke hotel dengan naik becak. Jaraknya hampir 2 km, ongkosnya 15.000 untuk bertiga (harga asli, kami tidak menawar)



Apa kami terlihat seperti putri Solo atau terlihat seperti warga lokal atau emang harga normalnya segitu. Entahlah 😆

Destinasi Kedua

Anyway, ngomongin soal liburan pilihannya 2:

  1. Liburan kejar target, semua wishlist terpenuhi atau
  2. Liburan ke tempat wisata itu saja, tapi menikmati momen

Kami memilih opsi kedua. Jadi ada beberapa tempat yang harus kami relakan.

Di sore hari kami pergi ke Pracima Tuin, sebelum kesini kamu harus reservasi dulu jauh-jauh hari dengan menghubungi di media sosialnya.

Di Pracima Tuin, rasanya kami super excited seperti putri Solo *again. Karena semua pegawai disana pakai batik layaknya orang keraton terus kami benar-benar dilayani dan disambut dengan ramah. Oh iya sambutan mereka pakai Bahasa Jawa Krama Inggil.



 

 

Untuk makanannya, ada beberapa menu yang saya kurang cocok di lidah. Tapi untuk minumannya best sih apalagi sinom

Destinasi Ketiga

Membeli oleh-oleh

Unexpected Story

Ga melulu perjalanan kami menyenangkan. Ada beberapa hal yang tidak bisa kami kontrol membuat kami sedikit kecewa tapi gwancanaa its okay

Mulai dari batalnya nonton wayang orang Sriwedari dan kulineran di malam hari, karena qodarullah hujan tiba-tiba di malam hari.

Dan saat kami menyewa motor, motornya agak tersendat-sendat, helmpun takde kacanya, jas hujan sobek. Tapi pas waktu saya complain via whatsapp di read aja dong.😠👊

Gara-gara perkara helm yg takde kacanya, mba Pristi matanya merah bgt dan jas hujan yang sobek itu bikin bajuku basah.

Yauda gitu aja di hari pertama. Rasa kecewa yang kami alami ga seberapa kok, masih lebih banyak rasa senengnya. Yuhuuu



Continue reading Menikmati Perjalanan Kota Solo - Day 1