Masih ingatkah kita tanda-tanda orang munafik?
Mereka adalah orang yang berdusta ketika berbicara, berkhianat
ketika dipercaya dan tak menepati janji. Tapi tak hanya itu, sifat orang
munafik akan dibahas lebih lanjut dalam surat Al-maun.
Tafsir
Al-Maun
Al
Maun merupakan surat makiyah dengan urutan ke 107 dalam Al-Qur’an. Sebagian
ulama berpendapat surat ini Madaniyah karena di dalamnya ada ayat tentang orang
munafik yang ada di Madinah.
Secara
singkat surat Al Maun merupakan surat yang mencakup manhaj dalam kehidupan
karena membahas habluminallah (bagaimana kita berhubungan dengan Allah) dan
habluminannas (bagaimana berhubungan dengan sesama).
بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Ayat
1:
أَرَأَيْتَ
الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّين Apakah
kamu melihat orang yang mendustakan agama?,
Makna
ad-din
bisa diartikan sebagai agama atau hari pembalasan atau hari perhitungan.
Siapakah yang mendustakan hari pembalasan?
Allah
sedang menarik perhatian kita dengan kalimat “apakah kamu melihat”. Seolah-olah
mengajak komunikasi dua arah. Siapa sih yang mendustakan agama?
Mungkin
secara gamblang kita menganggap kalau orang yang mendustakan agama adalah orang
kafir. Tapi sebetulnya orang yang mendustakan agama yang Allah sebut dalam
surat Al maun ditujukan untuk orang yang
mengaku muslim tetapi sebenarnya hati mereka mengingkarinya.
Ayat
2:
فَذَٰلِكَ
الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ
Maka
itulah orang yang menghardik anak yatim,
Anak
yatim digunakan untuk anak yang ditinggal ayahnya sebelum dia baligh.
Mereka
yang mendustakan agama dan mendustakan hari pembalasan adalah mereka yang
berlaku sewenang-wenang terhadap anak yatim. Padahal rasulullah menjanjikan
barangsiapa yang menanggung beban anak yatim, mereka akan dekat dengan
rasulullah di surga layaknya jari tengah dan jari telunjuk.
Ayat
3:
وَلَا
يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ الْمِسْكِينِ
Dan
tidak mendorong memberi makan orang miskin
Orang
mukmin itu memberikan apa yang ia cintai, bahkan para sahabat lebih
mendahulukan orang lain dibandingkan dirinya sendiri. Sedangkan orang yang mendustakan agama mereka enggan
memberikan makan orang miskin.
Ayat
4:
فَوَيْلٌ
لِّلْمُصَلِّينَ
Maka
celakalah orang yang shalat,
Allah mengecam orang-orang yang sholat, yaitu ketika
sholat tidak bisa membawa perubahan kebaikan ke dirinya.
Ayat
5
الَّذِينَ
هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ
(yaitu)
orang-orang yang lalai terhadap sholatnya
Ibnu
Katsir menyebutkan orang yang lalai terhadap sholatnya
sebagai berikut:
-
Tidak
mengerjakan sholat
-
Tidak
sholat di awal waktu
-
Tidak
sempurna rukun dan syaratnya
-
Tidak
khusyu’ (tidak hadir hatinya)
Mereka lalai saat sholat, padahal sholat
adalah waktu untuk
mengingat Allah. Bagaimana
mungkin seseorang mengingat Allah lagi di luar sholat, apabila waktu sholat
saja mereka tidak mengingatNya.
Ayat
6
الَّذِينَ
هُمْ يُرَاءُونَ
Yang
berbuat riya
Yaitu beribadah karena ingin dilihat oleh orang lain.
Ayat
7
وَيَمْنَعُونَ
الْمَاعُونَ
Dan
enggan (memberikan bantuan dengan) barang berguna.
Al
Ma’un artinya sesuatu yang kecil yang dibutuhkan orang. Mereka enggan meminjamkan
sesuatu barang yang bisa dimanfaatkan orang
lain. Apalagi memberikannya seperti gelas, piring, mangkok atau yang lain
Penutup
Surah
ini memang sangat tepat dan pas jika ditujukan kepada orang-orang munafik.
Seperti yang telah disebutkan apada ayat sebelumnya, pada diri mereka terkumpul
tiga sifat buruk, yakni meninggalkan salat, bersifat riya dan kikir terhadap
harta. Sifat-sifat tersebut sangat jauh dengan karakter seorang muslim sejati
yang seharusnya.
Lalu seperti apa harusnya seorang mukmin itu?
Allah
mengumpamakan keimanan orang mukmin seperti sebuah pohon yang baik yang memberikan buah serta
naungan bagi orang di sekitarnya
tak kenal waktu. (lihat Surat Ibrahim 24-25). Oleh karena itu buah dari keimanan seorang mukmin
adalah dapat memberikan kebermanfaatan untuk orang lain. Jangan
sampai hubungan sama Allah baik tapi melakukan hal-hal yang buruk terhadap
orang lain.
0 komentar:
Posting Komentar