Kebahagiaan adalah hal yang mudah
didapatkan. Mengapa?
Ketemu temen, bahagia. Ketemu keluarga, bahagia. Makan makanan favorit, bahagia.
Namun makin ke sini, bukankah
lebih berat memaknai kebahagiaan? Iya, tapi sebenarnya tidak terlalu butuh
usaha untuk bahagia. Butuh sedikit usaha untuk gaul. Butuh banyak usaha untuk
populer. Butuh lebih banyak usaha untuk gengsi atau dianggap penting. Dan
“sangat” butuh usaha untuk?
Untuk dapat uang hahaha.
Mari redefine makna kebahagiaan
agar kehidupan ini menjadi berkah.
Kuncinya adalah Syukur, Sadar dan
Cukup
Nouman Ali Khan menyatakan
Bersyukur juga merupakan suatu sikap, gaya hidup dan cara berfikir. Sehingga
kita dapat terus bersyukur. Jika kita menunjukkan rasa syukur itu walau hanya
sedikit saja, Allah berkata bahwa ‘Aku akan menambah (nikmat) kepadamu’ . Allah
biasanya menyebut “Kami” dibanding “Aku” dalam Al-quran. Namun dalam ayat ini
menggunakan kata “Aku”. Hanya pada
permasalahan yang amat besar Allah menggunakan kata “Aku”. Oleh karena itu
bersyukur menjadi hal yang wajib dilakukan oleh seorang muslim agar Allah akan
menambah kenikmatan itu.
Kemudian bagaimana menjalani hidup
secara berkesadaran atau yang
lebih dikenal dengan Concious Living. Kita
menjalani segala sesuatu karena ada alasannya, sadar
akan tujuan sadar akan dampaknya. Berani bertanya ke diri sendiri. Apakah yang saya lakukan ini akan
memberikan manfaat? Atau justru merugikan?
Hidup berkesadaran mengajarkan kita untuk mengerti kata “cukup” dari kebutuhan kita dan peduli
dengan lingkungan sekitarnya. Cukup untuk memenuhi kebutuhan atau memuaskan
keinginan, tidak kurang. Setelah kebutuhan dasar terpenuhi, rasa
kebahagiaan itu akan muncul. Apabila kebutuhan dasar sudah terpenuhi, tapi
masih ada keinginan lainnya. Percayalah diatas langit masih ada langit, selalu
ada yang hal yang kita inginkan misal barang yang lebih indah atau lebih mahal.
Untuk itu bersyukur dan fokuslah pada yang sudah ada, bukan pada apa yang tidak
ada. Mulai dari hal kecil untuk mengerti arti syukur dan
cukup dari kebutuhanmu.
Hidup
berkesadaran terdiri dari Hidup sehat, frugal,
minim sampah, dan
Minimalis. Empat komponen ini semuanya harus berkesinambungan sehingga bersifat
berkelanjutan.
1.
Hidup
sehat
Mulai dari makanan, kira-kira
makanan yang seperti apasih yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Jangan hanya makan
lebih banyak sayuran karena orang lain menyuruh kamu, lakukan riset dan cari
tahu mengapa kamu harus makan sayuran. Apa saja fungsi vitamin dan mineral yang
ada di setiap sayuran?. Sehingga
makanan yang masuk ke dalam perut adalah yang dibutuhkan dan bermanfaat bagi
tubuh kita.
2.
Minim
Sampah
Hidup berkesadaran membuat orang lebih bertanggungjawab atas tindakannya. Kamu sadar dampak yang akan timbul ke lingkungan akibat perbuatanmu. Sebelum membeli atau menggunakan
suatu barang pikirkan dulu pilihanmu, hindari produk sekali pakai, kurangi
konsumsi. Setelah itu, gunakan kembali barang kita dengan memperbaiki atau
mendaur ulang dan membuang barang menjadi alasan terakhir ketika barang sudah
tidak bisa dimanfaatkan lagi. Misalnya daripada menggunakan kantong plastik
setiap kali belanja, lebih baik membawa totebag yang bisa dipakai berkali-kali.
Dari kebiasaan itulah kita turut membantu untuk mengurangi sampah yang ada di
lingkungan kita dan tidak mencemari lingkungan.
3.
Frugal atau hemat
Saya membeli pakaian ini karena memang butuh
Saya
memilih printer dengan alat scanner jadi saya tidak membutuhkan dua alat
terpisah
Saya lebih
memilih sepatu warna netral yang cocok dipadankan dengan pakaian apapun
daripada membeli sepatu yang berwarna yang hanya bisa dipadankan dengan baju
tertentu
Dari pemikiran itu kita belajar
kebutuhan diri sendiri, mana hal yang bermanfaat bagi kita atau tidak. Atau
jangan-jangan barang yang kita miliki selama ini sebenarnya cuma mengikuti tren
saja sampai ruangan kamar atau lemari tau tau penuh. Padahal semakin banyak
barang yang kita miliki semakin banyak pula energi dan waktu yang harus dihabiskan
untuk merawatnya. Daripada koleksi barang alangkah lebih baiknya menggunakan
uang itu untuk kebutuhan yang lain atau digunakan untuk membantu orang lain. Hidup
dalam kesederhanaan akan membantu mengingatkan manusia kepada kehambaan, kepada jati diri manusia terutama
akhirat.
4.
Minimalis
Di Barat gaya hidup sederhana
atau lebih dikenal dengan minimalis digunakan untuk kampanye peduli
lingkungan, tapi sebenarnya konsep minimalis itu sudah diajarkan dalam islam loh.
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu
yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah dan janganlah
berlebih-lebihan (Al- A’raf:31).
Minimalis tidak sama dengan punya
baju warna hitam putih saja atau punya satu sepatu saja. Tidak!. Tetapi
Minimalis adalah hidup penuh rasa syukur, hidup sesuai dengan
kebutuhan, tidak berlebihan dan sadar akan dampaknya.
Kita harus berhenti sejenak dan
memikirkan segala sesuatu dengan garis besar kontekstual. Membayangkan apakah
barang itu memberikan pengaruh ke kita atau tidak. Kita mungkin menerapkan
minimalis atas motivasi menghemat ruang, namun sebenarnya diniatkan untuk
mencontoh gaya hidup Rasulullah agar hidup semakin berkah dan disisi lain
tujuannya untuk menyelamatkan bumi dari kerusakan lingkungan.
Setiap produk yang kita beli
melibatkan 3 tahap penting dalam siklus hidupnya yaitu produksi, distribusi dan
pembuangan. Setiap siklusnya menggunakan sumberdaya alam dan energi sehingga
efek sampingnya memberikan pengaruh buruk ke lingkungan.
Climate change, TPA penuh,
Pandemi, Deforestrasi, Kepunahan. Berapa banyak kerusakan lingkungan yang
ditimbulkan oleh manusia akibat kerakusannya? Padahal Allah menciptakan manusia
sebagai khalifah di bumi. Namun khalifah seperti apakah kita?

Mengutip kata Sri
Chinmoy: “Do you want to change the world? Then change yourself first.
We
are all part of the solution.
Ketika kita tidak egois dan memedulikan lingkungan sekitarnya itulah kepuasaan dan kebahagiaan yang sebenarnya.