Ditinggal pas lagi seneng-senengnya?
Atau ditinggal dengan seseorang yang paling kita cintai di puncak kemenangan?
Sakitnya tuh disini! hehehehe
Rasulullah dan para sahabat sudah merasakannya! Lalu apasih kemenangan yang dimaksud? Dan bagaimana mereka menyikapi perpisahannya?
Mari kita lanjut membaca tafsir Surat An Nasr.
Surat An Nasr merupakan surat ke-110 dalam Al Qur’an. Ada yang mengatakan turunnya surat ini saat fathu mekkah pada tahun 8 H. Sebagian mengatakan saat Haji Wada pada tahun 10 H dan yang lain berpendapat 80 hari sebelum rasulullah wafat.
Asbabun nuzul Surat An nasr menceritakan kemenangan dan masuk islamnya orang-orang Arab secara berbondong-bondong, serta mengisyaratkan telah dekatnya ajal Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam karena tugas Beliau hampir selesai.
Ibnu Abbas radhiyallahu‘anhu menjelaskan bahwa setelah Allah menurunkan surat ini, Rasulullah memanggil Fatimah radhiyallahu‘anha. Fatimah menangis saat Rasulullah mengabarkan bahwa ajalnya telah dekat. Lalu Fatimah tersenyum karena Rasulullah bersabda: “Jangan menangis, karena sesungguhnya engkau adalah keluargaku yang paling awal menyusulku.” (HR Ad Darimi dan Thabrani)
Tafsir Surat An Nasr
اِذَا جَاۤءَ نَصْرُ اللّٰهِ وَالْفَتْحُۙ1) (وَرَاَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُوْنَ فِيْ دِيْنِ اللّٰهِ اَفْوَاجًا (2)فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُۗ اِنَّهٗ كَانَ تَوَّابًاۙ (3)
Ayat 1: Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan
Mengapa dikatakan sebagai kemenangan Allah? Toh kita yang berjuang, logikanya siapa yang berjuang itulah yang dianggap menang Iya nggak?
Hohoo masuk akal juga sih, tapi setelah membaca dan mentadaburi Surat An-Nasr rasanya paradigma itu salah Guys!
Memang benar siapa yang berjuang dia akan menang, tapi itu semua terjadi atas pertolongan Allah. Seperti kisah Fathu Mekkah, orang-orang dari Jazirah arab berbondong-bondong masuk islam atau kisah perang Badar yang berakhir dengan kemenangan umat muslim. Itu semua atas pertolongan Allah, sehinga kemenangan itu layak dinisbatkan Allah semata.
وَمَا جَعَلَهُ ٱللَّهُ إِلَّا بُشْرَىٰ وَلِتَطْمَئِنَّ بِهِۦ قُلُوبُكُمْ ۚ وَمَا ٱلنَّصْرُ إِلَّا مِنْ عِندِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Dan Allah tidak menjadikannya (mengirim bala bantuan itu), melainkan sebagai kabar gembira dan agar hatimu menjadi tenteram karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (QS Al Anfal: 10)
Karena hakikat kemenangan adalah milik Allah, maka sudah seharusnya seorang muslim adalah manusia yang paling optimis. Memikirikan kesuksesan tidak dengan keterbatasan kita, melainkan dari pertolongan dari Allah yang akan datang pada saat waktu yang tepat.
Jadi
Jangan kamu merasa lemah sungguh pertolongan Allah itu dekat, pertolongan Allah itu nyata. Hakikat pertolongan: 1) Didatangkan olehNya 2) Pada waktu yang ditentukanNya 3) Dalam bentuk yang dikehendakiNya 4) Untuk tujuan yang digariskanNya. Allah mengajarkan dalam surat ini Maiyatullah
1. (1) Maiyatullah secara umum, Dia Allah bersama kalian dimanapun kalian berada (2) Maiyatullah secara khusus, Allah membersamai dengan orang yang dipilih untuk ditolong. Seperti cerita Nabi Musa ketika membelah lautan dengan tongkatnya.
Ayat ke 2: dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah.
Ketika Fathul Mekkah, hampir seluruh jazirah Arab masuk agama islam. Disebutkan dalam Shahihul-Bukhari, dari ‘Amr bin Salimah, ia berkata (Dahulu) bangsa Arab menunggu-nunggu al Fathu (penaklukan kota Mekah) untuk memeluk Islam. Mereka berkata: “Biarkanlah dia (Rasulullah) dan kaumnya. Jika beliau menang atas mereka, berarti ia memang seorang nabi yang jujur”. Ketika telah terjadi penaklukan kota Mekkah, setiap kaum bersegera memeluk Islam, dan ayahku menyegerakan keIslaman kaumnya.
Seperti itulah kemenangan yang hakiki, yang mendatangkan kemenangan untuk umat manusia. Ayat ini menjadi isyarat datangnya ajal Rasulullah karena kemenangan sudah diraih, artinya tugas kerasulan sudah mau selesai. Allah mengajarkan RasulNya untuk mengucapkan pujian dan istighfar sebagai persiapan untuk menjumpai Rabbnya dengan amalan terbaik (ayat selanjutnya).
Ayat 3: maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepadaNya. Sungguh Dia Maha Penerima taubat.
Ayat ini mengajarkan pada setiap akhir agar kita selalu memuji Allah dari memohon ampunan kepada Allah dari segala kesalahan perkataan yang sia-sia. Berikut ini anjuran do'a kafaratul majelis (penutup majelis) yang sering dibacakan termasuk dalam sebuah majelis ilmu.
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
Maha Suci Engkau ya Allah, aku memujiMu. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau, aku minta ampun dan bertaubat kepada-Mu.
Doa ini dapat diucapkan bukan hanya saat mengakhiri majlis ilmu saja, tapi bisa juga saat selesai makan bersama dengan keluarga atau setelah pergi dari pasar. Pokoknya setiap pembicaraan atau obrolan biasa apalagi diyakini ada perkataan sia-sia yang terucap, maka doa kafaratul majelis sangat dianjurkan untuk dibaca.
فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ
(maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu)
Tasbih adalah dzikir yang paling agung, karena semua makhluk hidup ini semuanya bertasbih kepada Allah. Dalam Al quran ada 2 tasbih: yaitu سَبِّحِ ٱسۡمَ (Sabbikhisma) dan سَبِّحْ بِحَمْدِ (Sabbaha bi hamdiik). Perbedaannya sabbikhisma, mentasbihkan atau menyucikan Allah dari sifat keburukan makhluk (bahwa Allah tidak mungkin mempunyai keburukan itu). Sedangkan sabbaha bi hamdiik kita mensucikan dzat Allah, bahwa kita tidak akan menjangkau sifat Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Selain itu mengucapkan tasbih menjadi penyebab kecintaan Allah kepada seorang hamba.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada dua buah kalimat yang ringan di lisan namun berat di dalam timbangan, dan keduanya dicintai oleh ar-Rahman, yaitu ‘Subhanallahi wabihamdihi, subhanallahil ‘azhim’.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kenapa saat kemenangan kita disuruh mengagungkan Allah? Bukannya jelas kemenangan itu milik Allah, Terus apa keuntungannya buat kita?
Jadi pengagungan kepada Allah digunakan sebagai bentuk rasa syukur atas karunia Allah, karena Allah telah melibatkan kita dalam dakwah atau jalan kesuksesan.
وَاسْتَغْفِرْهُۗ اِنَّهٗ كَانَ تَوَّابًاۙ
(dan mohonlah ampunan kepadaNya)
Istighfar pada hakikatnya adalah mengakui kesalahan namun dapat juga diucapkan dalam rangka ibadah kepada Allah. Diantara manfaat Istighfar yaitu memohon ampunan:
1. Dari rasa bangga dan sombong ketika kemenangan datang
2. Dari perasaan di awan dan sikap salah selama perjuangan
3. Dalam kekurangan memuji Allah.
Kesimpulan
Sikap seorang mukmin saat meraih kemenangan
- Merasakan kebersamaan maiyatullah bahwa Allah yang memberi kemampuan kepada mereka, pertolongan milik Allah dan kemenangan adalah milik Allah
- Yang terpenting, kemenangan itu diberikanNya untukmu untuk suatu hal yang dikehendakiNya
Wallahu a’lam
Sumber: Kajian Ustadzah Maya Novita, Lc. MA dengan beberapa
penambahan